ada saat dimana my first diary menulis ini
" Andari, jangan tanya sesuatu yang aku tak tahu jawabannya.."
aku terdiam dalam cenung panjang dan menulis jawab
" ada apa?..kali ini kenapa justru kamu yang membuatku berhujan tanya..? "
" karna sejak kau putuskan mempercayakanku sebagai diarymu dan hari dimana aku menyanggupinya, maka akulah "diary hidupmu"
tempat kau tumpahkan semua rasa,
tempat kau cari jawab dari semua tanya meski tak semua bisa kujawab dengan baik
setidaknya ada_ku ringankan sesakmu.
Jadi jika aku tak bisa menjawab satu saja tanyamu...
bukan hanya sedih yang menghinggap tapi juga ketakutan
ya, aku takut kau tinggalkan tanpa tulisan
terbiar tanpa satupun huruf yang kau coretkan,
padahal ceritamu adalah artiku buatmukan...
Andari, bisakah sekali ini kau mengerti aku..? tolong jangan tanya sesuatu yang aku tak tahu jawabannya..ok?! "
Saat itu aku hanya terdiam dan mengabaikanmu, maaf..
sungguh saat itu aku menyangka kau hanya sedang tidak genap, dan memang itulah kita
kau dan aku, sama-sama tidak genap alias ganjil
yang ku tahu sejak itu aku tetap menuliskan berjuta-juta cerita
penuhimu dengan banyak tanya
pun kau tetap setia membaca juga menjawabnya meski kadang jawabanmu menyudutkan dan malah membuatku mangkel ( padahalkan kau diaryku dan jelas-jelas aku ini adalah pemilikmu ..hehehehe)
ahh, diaryku...
tak tahukan kau,
bukan hanya kau yang takut terbiar tanpa tulisan.
akupun takut terdiam tanpa menulis
menuliskan rasa tuk bebaskan beban jiwa
hari ini setelah pergimu
kau pasti tau, aku kehilanganmu..
sungguh rindu menuliskan rasa ini padamu
merangkainya dalam bait-bait puisi bersamamu
pun rindu bernyanyi bersama didinihari buta
lagu kebangsaan kita, NUMBnya Linking Park dan MATAHARInya Agnes Monica
kau pun pasti tau, beberapa waktu lalu aku memiliki diary baru
tempatku menuliskan rasa
dan aku juga berani melukiskan bayangan nyata
lewat sajak dan puisi yang kutebar disana-sini
seperti katamu “ kamu tahu Andari, hatimu selalu berpuisi, jadi jangan malu-malu
puisikan saja kedalam tulisan, biarkan dunia membacanya “
pun begitu kau tetap tak tergantikan
Dak, Juni 2013
dedicate to my first diary, Ahmad Rosyadi
damailah dikedamaian abadianmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar