# 1
Menggenggammu adalah ingin yang tak dapat ku tepis
pun meski terus teteskan perih
...dan kan ku tanggung rasa ini
pun meski terus teteskan perih
...dan kan ku tanggung rasa ini
Dari balik jendela bus yang ditumpanginya Senja asik sendiri menikmati gedung-gedung terotoar dan pepohonan yang berjalan pelan di kemacetan pagi Jakarta yang lumayan padat merayap.
“ Mampang-Mampang...ayo yang Mampang Prapatan mumpung macet”
Teriakan kondektur bus membuatnya mengalihkan pandangan dari jalan kearah kondektur yang berteriak-teriak cempreng tanpa nada itu kemudian dia menatapku tanpa ekspresi dan aku hanya menatapnya balik. Lalu tanpa bicara dia berdiri dan mengetukkan tanggannya ke langit-langit bus kota yang ditumpanginya.
Seperti kemarin-kemarin, tidak ada kepanikan ataupun kebingungan meski dia tahu dia telah salah lagi naik bus.
Begitu turun dari bus Senja langsung menyeberang jalan dan naik bus yang membawanya kembali keterminal Blok M. Ahh, bahkan dia tidak berusaha menghubungi Anna teman kantornya untuk memberitakan keterlambatannya pagi ini.
“ Ja...kamu akan terlambat lagi, tidakkah sebaiknya telp atau sms Anna “
jawabannya hanya gelengan pelan tapi pasti dengan pandangan tetap jauh menerawang keluar jendela bus.
Bulan ini sudah 5 kali Senja salah naik bus dan beberapa kali dia turun jauh terlewat dari kantornya. Dari terminal Blok M dia seharusnya naik Metro mini 610 jurusan Blok M – Pondok Labu tapi hari ini dia naik Metro mini 75 jurusan Blok M – Pasar Minggu, ini masih mending masih sama-sama metro mini bus berwarna orange karena beberapa hari yang lalu dia naik si hijau Kopaja 57 jurusan Blok M – Cililitan.
“ Ja, mikir apa ?... “ tanyaku akhirnya
“ gak ada... ”
“ ayolah Ja, jangan terus larut begini “
Senja menghela nafas panjang dengan pandangan tidak berubah, keluar jauh kaca jendela bus, kalau sudah begini aku kembali ke asalku...menemaninya dalam diam, diam dan diam.
kami pun kembali asik dengan imaji masing-masing. Senja dengan kekosongannya dan aku dengan takdirku menatap lekat Senjaku.
Sepi...
adalah kepalan tangan ku
yang menggenggam bayangan mu
lengkap bersama cinta, benci, rindu, luka, doa juga kutukan
adalah kepalan tangan ku
yang menggenggam bayangan mu
lengkap bersama cinta, benci, rindu, luka, doa juga kutukan
#2
Tak apa,...
Teruslah tebar kepalsuan itu,
Meski goresan luka di bening fatamorgana ke 2 matamu menyangkalnya
Teruslah tebar kepalsuan itu,
Meski goresan luka di bening fatamorgana ke 2 matamu menyangkalnya
Anna tersenyum tanpa komentar menyapa Senja yang 35 menit terlambat dari jam masuk kantor Senja menjawab sapa sahabatnya itu dengan senyum dan mengankat bahu
“ well...let me guess, sopirnya pasti ganteng jadi kamu lupa turun dan kebablasan sampe pool metro mini ? “
Senja tertawa dan menghampiri sahabatnya itu lalu mencium kedua pipi gembul Anna, merekapun berpelukan seperti kawan lama yang bertahun-tahun tidak bertemu.
“tepat sekali !...sayangnya tadi aku gak sempet ambil gambar si ganteng buatmu”
“aihh kejamnya, padahal kamu sudah ku absenin tadi !”
mereka berdua pun tertawa bersama, aku tersenyum kecut menyaksikan sandiwara yang tak pernah usai ini. Mau sampai kapan ?...desahku cukup kuat membuat Senja mendengar dan memandangku dingin. Giliran aku yang menunduk tak kuat memandang tatapan sepinya.
Baru saja Senja mendaratkan tubuhnya di bangku tiba-tiba Andi datang dan menyodorkan beberapa laporan yang harus dikerjakannya
“Cito harus hari ini selesai Ja, karena dana yang akan diajukan ini harus sudah keluar minggu depan”
“siap laksanakan boss...!” jawab Senja seraya menempelkan tangan kanannya kekening.
“hahahhaha, kupercayakan sepenuhnya padamu” kata Andi sambil mengacak-acak rambut kusut Senja. Anna melotot melihat sikap kekanak-kanakan mereka.
“udah ahh, berisik tahu...lagi pula Senja baru sampe udah dikasih laporan segedambreng gitu...”
“biarin aja Na, biar sekalian numpuk capeknya dia hehehehhehe”
“halah Na, ini mah kecil....ada lagi gak Ndi laporan si boss yang harus kelar tahun depan ? biar aku selesaikan rapih sekarang juga, maksud ku kurapihkan urutannya biar kamu gak bolak balik kaya setrikaan kasih aku kerja’an...hahahhaha”
“dasaarr !!!....”
Ditengah canda hariannya itu tiba-tiba HP senja berbunyi, sebuah pesan singkat masuk. Senja menatap nomor si pengirim pesan dengan gemetar dia membuka dan membacanya
“terima kasih untuk keputusanmu melepasnya dan aku mohon jangan pernah lagi bertemu abang”
Perubahan wajah Senja bukan tidak terlihat oleh Anna dan Andi, tapi mereka pura-pura tidak melihatnya dan terus asik berceloteh tentang kerjaan.
“duhh...panggilaan alam nech” celoteh Senja sambil memegangi perutnya serayah berlalu dari kedua sahabatnya itu.
“Bauuuu....” teriak Andi mengiringi kepergiannya
Senja berpaling dan mengerling “ sorry, ditahan jadi penyakit kalau gak suka silakan balikin hihiihihihi”
“Jorok...!!! “ kali ini yang berteriak Anna sambil menutup hidung mancungnya yang kadang membuat Senja iri.
“hahahahhaha...”
Dan Senjapun menghilang dibalik pintu toilet.
Sepeninggalan Senja, Anna dan Andi saling pandang dan berbarengan mereka menghela nafas panjang.
Begitu pintu toilet tertutup Senja langsung berjongkok disudut ruangan sempit itu dan mulai menangis...tanpa suara. Lima, sepuluh bahkan limabelas menit kemudian dia baru keluar dari toilet dengan wajah basah oleh basuhan air yang sengaja dilakukannya untuk menyamarkan merah matanya.
“Jiahhhh pantes lama, mandi toh di dalam sana” seloroh Anna begitu Senja keluar dan mulai duduk dikursinya.
“maklumlah tadi tertidur di bus, ga enak kalau nanti biggy bossy liat muka ku yang kaya orang bangun tidur hehehhe, ada tisyu Na ? mau donk”
Anna menggelengkan wajahnya sambil menyodorkan tisyu yang diminta
“dasar gak modal !” katanya sambil tertawa kecil
Senja hanya mengangguk sambil tersenyum kecil dalam hatinya dia berterima kasih pada dua teman sekerjanya yang begitu pengertian dengan masalah yang tengah dihadapinya saat ini.
Dan detik terangkai waktupun berjalan, tak terasa sehari lagi terlewati dalam kepalsuan hidup.
Tak apa,...
Tipulah luka dengan palsukan bahagia,
Asal kau tetap disitu dan terus bertahan...
Tipulah luka dengan palsukan bahagia,
Asal kau tetap disitu dan terus bertahan...
Bersambung ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar